Sabtu, 14 Maret 2015

Jangan Marah...

“Ibu... kok taruh sepatunya tidak di rak sepatu....” ujar salah seorang anak lelaki murid kelas 1 SD sekolah alam siang itu ketika hendak menunaikan solat dzuhur yang secara kebetulan melihat saya menaruh sepatu tepat dibawah rak sepatunyan buka ditempat dimana alas kaki telah rapi berjajar.  Dengan raut wajah yang serius mengkomplain kesalahan yang telah diterapkan dalam undang-undang sekolah^^, saya hanya senyum-senyum sambil menanggapi agar terhindar dari kesalahan alias membenarkan kesalahan meskipun pada dasarnya memang salah, dengan berpura pura tidak tahu, padahal wajah si anak begitu seriusnya.
          Yap, undang-undang itu bernama peraturan. Manusia merupakan mahluk sosial sehingga dalam kesehariannya selalu berhubungan dengan manusia-manusia yang lain. Karena seringnya terjadi interaksi antar manusia tersebut, maka dibutuhkan sesuatu yang bersifat mengatur dan mengikat manusia-manusia tersebut untuk selalu mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Peraturan dibuat untuk mengatur manusia - manusia yang terdapat dalam satu kelompok untuk menghindari sikap brutal, mau menang sendiri, dll.  Dan ketika berada dalam sebuah instansi pendidikan maka ada peraturan sekolah yang harus ditaati, bahkan ketika berada dalam kelompok kelas pun itu ada peraturannya yakni peraturan kelas.
Secara umum, peraturan adalah suatu perjanjian yang telah dibuat untuk kepentingan umum, tentang apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Dalam membuat peraturan, biasanya meibatkan beberapa orang guru jika membuat pearturan sekolah, sedangkan dalam peraturan kelas kita melibatkan tidak hanya guru tetapi juga muridnya.  Dan ketika kita membuat peraturan baik kelas maupun sekolah maka tidak hanya muridnya saja yang harus mentaatinya, namun sang guru pun harus mematuhi peraturan yang telah dibuat bersama.  Dan ketika peraturan itu dilanggar, maka janganlah marah.. jangan marah jika dikritik oleh murid, jangan marah jika ditegur oleh murid saat salah.

          Guru yang baik adalah guru yang mampu memberikan nilai-nilai budi pekerti yang baik, bukan memarahi jika sang murid sulit untuk di atur atau mengkritik kesalahannya. Karena guru adalah panutan bagi murid-muridnya, seorang guru harus mencerminkan sifat, prilakuan, budi pekerti yang baik yang nantinya akan ditiru oleh semua orang disekitarnya bukan hanya pada anak didiknya saja. Saling menasehati tidak mesti melihat umur seseorang, bahkan anak kecilpun bisa memberikan nasehat baik untuk orang tuanya “wallahu ‘alam bisshawab”
kegiatan belajar melukis di Sekolah Alam Jingga

Minggu, 08 Maret 2015

Sosialita Cilik

          Selesai pelajaran  jam terakhir, anak – anak alam ini bergegas untuk mengambil air wudhu secara bergiliran, kemudian membaca doa selesai berwudu dihadapan para guru. Yap pembiasaan lain dari sekolah alam ini adalah dengan membiasakan anak untuk mengedepankan masalah ibadah dengan menjalankan kewajiban 5 waktunya disekolah secara berjamaah. Meskipun sekolah ini tidak berlabel Islam tetapi dalam masalah akhlaq dan pembiasaan lainnya berlandaskan nilai-nilai yang diajarkan oleh Islam.
          Setelah menunaikan solat, kemudian anak-anak makan siang bersama dengan membentuk lingkaran besar, makan tidak akan dimulai jika ada anak yang belum siap untuk makan dan masih jalan sana sini. Setelah lengkap lalu anak – anak membaca doa makan dengan dipimpin salah seorang anak yang memang kelasnya menjadi giliran dipakai untuk kegiatan makan siang. Setelah makan melakukan kegiatan akhir yaitu piket kelas dan kamar mandi sesuai dengan jadwal bergilir tiap kelas sambil menunggu bel pulang berbunyi.
         
Setuju bahwa anak alam itu unik, bahkan mungkin kita tidak akan bisa menemukan keunikan mereka disekolah yang lain. Tapi disekolah ini tingkah mereka membuat saya bisa tertawa geli. Entah para orang tua mereka menyadari keunikan mereka atau tidak dalam kesehariannya.
Seperti biasanya setelah kegiatan mereka selesai, waktu mereka dipakai untuk bermain sambil menunggu para orang tuanya menjemput. Saya mengamati tingkah para perempuan kecil ini didalam kelas. “nanti kamu tidur dilantai 1, kamu di lantai 2, dan kamu dilantai 6 ya?”, “gimana sih kamu.. kan sudah kaka bilangin tidak seperti itu”,  sahut salah satu anak perempuan yang dipanggilnya sebagai kakak, sedangkan pengikutnya dipanggil dengan sebutan adik 1, 2, 3, dan seterusnya. Sebagai pengamat saya mengikuti setiap dialog mereka, sambil berfikir mungkin main kaka kakaan atau main ibu ibuan seperti yang pernah saya lakukan pula saat masih kecil. Lucu saja dengan tingkah mereka yang membuat senyum-senyum sendiri, salah satu anak perempuan yang dituakan dan semoga saja tidak jadi dewasa sebelum waktunya tiba. Ada beberapa anak yang memang agak centil dengan gaya seperti orang dewasa, lebih tepat seperti para ibu ibu sosialita dengan gaya hembringnya berkumpul dalam satu komunitas dan berbicara layaknya orang dewasa, mengatur ini itu, membawa handphone model terbaru padahal handphone plastik yang bisa berbunyi yang biasa sering ditemukan di abang-abang mainan yang terjaja dipinggir jalan. Memakai gelang gelang beronce manik imut, sepatu, dan gaya busana.

Para ibu kecil ini biasa berkumpul dengan komunitas sosialitanya dibawah pohon ceri depan kelas atau didalam kelas. Bahkan mereka sudah bisa menilai lawan jenisnya, mana yang paling ganteng dan tidak, “masya allah.. kecil – kecil sudah kenal cowo”.. kadang disini saya merasa sedih J. *waalahu ‘alam bishawwab*

Menariknya Anak Alam

Tidur sehabis subuh diweekend ini kerap saya lakukan, padahal saya ditugaskan untuk menilai penampilan anak – anak SM (sebutan untuk tingkat SMP disekolah alam)  saat aksi di CFD (Car Free Day) yang ternyata bertepatan pula dengan ultahnya kota Bekasi. Benar saja saya pun kesiangan, belum mandi pula (padahal yang namanya olahraga tidak mandi juga tidak apa ^^). Dengan menggowes sepeda usang milik ibu saya meluncur ke TKP, cerahnya pagi ini membuat sekujur tubuh bermandikan keringat. Kebetulan lokasi CFD dengan rumah tidak begitu jauh saya berfikir untuk menggunakan sepeda dibanding motor, ya hitung-hitung sambil olah raga.
Sampai lokasi sudah penuh sekali dengan manusia, menaiki jembatan akhirnya harus menuntun sepeda dengan berdesakan berbagai orang. Tengok kiri kanan tak mendapati anak-anak itu, “mereka tampil disebelah mana” dalam hati. Ada keinginan jika tidak ketemu juga saya akan pulang dikarenakan cuaca pun sudah tidak bersabat pagi ini, mendung tebal menghiasi langit kota Bekasi. Dari ujung ketemu ujung saya pun berbalik arah, saya pikir saya tidak menemukan mereka, namun setelah berbalik saya melihat salah satu anak kemudian saya menghampiri mereka meskipun itu sudahlah telat.
Hujan mulai turun saat mereka menutup performs. Ingin berteduh tetapi “masa anak alam takut hujan”, akhirnya kami sudahi acara dan bergegas pulang. Saya kembali mengayuh sepeda usan ini bersam hujan yang cukup deras bersama anak-anak alam yang luar biasa ini. Menaiki jembatan terlihat banyak sampah botol air mineral yang berserakan ditinggal pemiliknya yang tidak peduli akan pentingnya kebersihan lingkungan. Saya sendiri tidak sadarkan hal itu sampai “eh ada duit tuh” sahut anak-anak alam ini bersahutan secara bergantian saat mereka menemukan botol plastik berserakan diatas jembatan. Saya pikir mereka benar-benar menemukan uang, jd saya cuek aja sambil terus jalan, tetapi saya salah mengerti akan maksud mereka. Pemandangan lain yang baru saya lihat hari ini, mereka berkejaran sambil berlarian memunguti botol-botol plastik yang mereka sebut dengan uang tadi, padahal banyak sekali orang disitu tetapi sungguh luar biasa, mereka tidak segan untuk mengambil botol-botol itu. Saya saja mungkin segan untuk memungutnya, tetapi melihat mereka rasa itu hilang saat saya juga ikut memungut uang-uang tersebut meskipun hanya 2 botol saja. Kesadaran akan lingkungan yang ditanamkan sejak dini, bisa dibayangkan jika semua orang meiliki kesadaran seperti mereka. *wallahu ‘alam bishawwab*

Boboiboy The Class

Liburan semester telah usai, anak anak sekolah alam jingga pun kembali pada alam mereka. Alam tempatnya belajar dan bersosialisasi/bermain. Kurang nikmat rasanya jika masuk dihari pertama tidak bercerita pengalaman liburan masing masing anak.
          Pagi itu suasana begitu sejuk karena telah memasuki musim penghujan. Dihari pertama masuk sekolah nampak begitu sunyi, masih sepi karena sebagian anak masih ada yang belum datang, raut wajah mungil anak-anak itu terlihat agak asing setelah libur yang begitu lama. Memasuki kelas yang telah lama tidak terinjak, isinya baru 3  orang makhluk mungil saja yang sedang asik bermain menunggu waktu masuk tiba. Ada yang tidak biasa dari gaya celoteh mereka, seperti berlogat melayu. Dan tiba – tiba “kekuatan halilintar.. hyaaattt” salah satu anak mulai memperagakan jurusnya untuk menaklukkan musuh dihadapannya, kemudian disusul dengan beberapa atraksi superhero dari anak yang lain. Saya yang kebetulan sedang membersihkan kelas agak kewalahan dengan atraksi atraksi yang mereka lakukan, lari sana sini, begitu mengerikan jikalau atraksi itu mereka lakukan nyata seperti aslinya sehingga dapat menimbulkan cidera fisik. Sesekali mendengar  celoteh – celoteh melayu ala mulut kacil mereka membuat tertawa geli sendiri. Sambil duduk saya hanya mendengarkan obrolan anak-anak ini tentang film boboiboy, upin ipin, sopo jarwo dan “pada zaman dahulu” (dongeng si kancil). Mendengar mereka bercerita saja sudah membuat saya tertawa geli, bagaimana tidak, melihat gaya bicara yang melayu dengan mimik yang menggambarkan apa yang diceritakan di film tersebut saja sudah lucu.

          Namun yang lebih terlihat seru dari cerita mereka adalah mengenai tayangan film boboiboy. Saya hanya mendengarkan dan sesekali mengobrol mengenai film yang mereka sukai, sehingga kita bisa tahu apa yang mereka biasa tonton saat dirumah, meskipun saya sendiri terkadang jarang sekali menonton tv J. Film boboiboy  adalah sebuah serial animasi Malaysia yang diproduksi oleh Animonsta Studios. Serial animasi ini menceritakan tentang seorang anak yang memiliki kekuatan luar biasa untuk menghadapi makhluk asing yang ingin menyerang bumi. Bersama dengan ketiga temannya Ying, Yaya dan Gopal, boboiboy berusaha menghalangi alien berkepala kotak bernama Adu Du yang berwarna hijau yang menginginkan biji coklat agar bisa menaklukkan bumi, boboiboy sendiri bisa membelah diri menjadi tiga dan masing-masing meiliki kekuatan elemen bumi yakin tanah, api, petir dan angin. Sejak kemunculannya di layar tv indonesia menjadi pegaruh yang luar biasa bagi anak anak yang menontonnya, karena film kartun itu sangat identik dengan anak-anak. Bisa jadi bukan lagi identik tetapi sudah menjadi ruh dan tontonan anak-anak yang relatif aman dibanding tontonan sinetron yang makin ngaco jika ratingnya tinggi. Namun meskipun aman setidaknya para orang tua juga harus cukup jeli dengan kegiatan menonton anak saat dirumah karena tidak semua kartun memiliki nilai moral yang bagus untuk mereka tiru. Dan jangan biarkan si anak menonton tayangan yang bukan untuk seusianya. Seorang pendidik harus bayak tahu dibanding muridnya dalam segala hal, salah satunya adalah teknologi. *wallahu’alam bishawaab*

Kamis, 05 Maret 2015

DUDUKLAH....

Menapaki setiap rutinitas disekolah alam ini sungguh luar biasa, dimulai dari kegiatan harian yang kita lakukan bersama yang menjadi sebuah pembiasaan etika yang ditanamkan sejak dini untuk membangun karakter di abad yang akan datang. Mengawali langkah menjadi seorang guru yang tidak biasa, saya mulai merasakan hal – hal positif dalam komunitas ini, salah satunya adalah dalam pembiasaan yang dilakukan tersebut.
Di sekolah alam ini peserta didik diajarkan kemandirian, sehabis makan snack mereka melakukan pembiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya, sehabis makan mereka mencuci perlengkapan makannya sendiri, merawat kebersihan lingkungan dan ketika sedang makan/minum mereka dibiasakan untuk duduk, meskipun seringkali masih ada yang makan sambil  jalan kesana kemari dan minum sambil berdiri.
Ternyata efek dari pembiasaan yang diterapkan dalam sekolah ini kemudian menularkan pengaruhnya terhadap pribadi saya sendiri yang tanpa sadar saya pun melakukan perubahan tersebut.  Suatu ketika saat sedang hangout bersama teman disalah satu mall, kami memasuki sebuah supermarket di dalamnya. Berjalan menyusur tiap sekat yang banyak dipenuhi oleh berbagai macam barang, memilah milah barang yang akan kami beli, dan selanjutnya melakukan transaksi pembayaran terakhir, kami pun berjalan keluar melalui pintu kasir. Saat sedang berjalan disisi dalam mall salah satu teman mengeluarkan botol air mineralnya dan meminumnya beberapa teguk sambil berdiri, setelah dirasa hilang dahaganya ia kembali memasukkan botol tersebut kedalam tasnya,  saya yang kebetulan melihat dengan spontan pun berucap “kalau minum itu duduk” sambil menepuk pundaknya. Teman saya pun kemudian berkata “subhanallah mba, maaf ya... aq belum bisa kaya kamu,, tau sendiri aq kaya bagaimana kelakuannya... jadi malu”. Saya Cuma cengar cengir aja, sedangkan dalam hati sendiri pun berkata “kok saya bisa bicara seperti itu”.  
Rosulullah SAW pun mengajarkan demikian, karena Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia baik saat mulai bangun tidur maupun ketika akan tidur, salah satunya etika ketika makan dan minum. Dimulai dengan mencuci tangan, makan dan minum dilakukan dalam keadaan duduk (meskipun minum diperbolehkan dalam keadaan berdiri tetapi alangkah baiknya jika dilakukan dalam keadaan duduk),  kemudian membaca doa, makan/minum memakai tangan kanan dan diakhiri dengan mengucap alhamdulillah.  *Wallahu’alam Bishawab*