Kamis, 14 Mei 2015

LELE..

          Jenuh yang membuatku melakukan perjalanan ini. Pagi selepas mengisi painting club rasanya tidak ingin langsung kembali kerumah, ingin berlama-lama disekolah tapi membosankan karena tidak ada yang dikerjakan, ingin mencari udara segar.. meskipun udara siang hari sudah tidaklah segar ^^. Maka siang yang terik itu saya mendarat dirumah yang tidak terlalu luas hanya beberapa petak ruang dengan 2 kamar, itu adalah rumah temanku, tidak besar namun memiliki penghuni yang penuh cinta (kekeluargaan).
          Saat sampai maka hal yang ditanyakan bukanlah kabar, tetapi “mau makan apa? Aku bikinin mie instan ya?” padahal saat itu baru saja sampai, makanan kecil dan air putihpun sudah cukup untuk suguhan diawal.
          Ngobrol sebentar, kemudian keluar untuk membeli sesuatu, kami pun kembali kerumah. Terlihat seorang anak laki-laki kecil tanpa rambut yang merupakan keponakan dari sabatku itu. Ia kembali menawari ku untuk makan, dan kali ini makan nasi beserta lauknya, dan karena memang lapar jadi saya tidak menolak hehe.
          Setengah piring nasi hangat dengan ikan lele goreng beserta sambal buatannya sungguh menggugah selera sore itu.  Ditemani seorang bocah kecil tanpa rambut yang juga tengah makan sendiri dengan menu yang sama persis. Saya terheran dan brtanya pada ibunya si anak “kak, ga salah si fatan makannya sama itu? Nanti kalau durinya nyangkut gimana?” “ga aapa-apa dia sudah biasa, lagian emang doyan banget sama lele” jawabnya. Aku cuma terheran-heran sambil memperhatikan si anak takut-takut ada duri nyangkut pada tiap suapannya. Dan ternyata tidak disangka, si bocah malah mengajari saya bagaimana cara makan ikan supaya memisahkan durinya dipinggiran piring. Saya hanya tersenyum geli sambil berkata “iya de”, agak malu sebenarnya melihat sibocah sudah bisa makan ikan sendiri tanpa bantuan ibunya. Saya sendiri baru mau makan ikan setelah remaja, karena saya tidak telaten memilah duri dalam daging ikan, sehingga kurang suka dengan ikan yang banyak sekali duri sampai sekarang. 
          Mendidik anak usia dini untuk mandiri itu luar biasa, hal tersebut juga diterapkan di Sekolah Alam Jingga. Lalu bagaimana melakukannya? Yuk kita cari tahu bersama!. Ada banyak hal sederhana yang dapat dilakukan dalam hal cara mendidik yang baik untuk membentuk kemandirian anak sejak dini dapat juga dilakukan pada saat anak sedang makan. Meskipun berantakan,  sebaiknya anak dilatih untuk makan sendiri sehingga dapat efektif membentuk kemandiriannya.
          Orang tua yang bijaksana akan memberikan kebebasan dengan menyertakan tanggungjawab didalamnya kepada anak sehingga akan memberikan motivasi kepada anak untuk melakukan berbagai hal secara mandiri dengan dukungan yang positif.  Seorang anak akan memperhatikan dan menirukan perilaku orang tua pada berbagai hal seperti saat makan, karena itu memberikan contoh perilaku yang benar adalah cara mendidik anak mandiri sejak dini. *Wallahu’alam bisshawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar